We travel, We learn, We sketch: 7 alasan kenapa kalian para pendaki Indonesia harus menjajal rute trekking Annapurna Circuit 5416 mdpl Nepal

Rabu, 08 Agustus 2018

7 alasan kenapa kalian para pendaki Indonesia harus menjajal rute trekking Annapurna Circuit 5416 mdpl Nepal

Sudah pernah dengar tentang rute trekking klasik legendaris ini kan? Ya, rute ini berada di Annapurna Region, Nepal. Dimana di region ini sendiri ada 3 rute trekking yang terkenal Annapurna Poon Hill, Annapurna Basecamp (ABC), dan yang paling legendaris dan terpanjang Annapurna Circuit (AC). Di tulisan ini saya akan bercerita tentang kenapa kalian para pendaki Indonesia harus ke rute AC ini, berikut ini penjelasannya:

1. Menambah pengalaman di luar kandang
Saya yakin banyak pendaki Indonesia yang berpengalaman di gunung-gunung dalam negeri. Jadi, mengapa tidak untuk menjajal rute di luar negeri ini sekali seumur hidup. Percayalah pengalaman trekking di rute Annapurna Circuit ini menawarkan pengalaman yang belum pernah anda dapatkan di dalam negeri. Dikarenakan perjalanan trekking yang memakan waktu lebih lama daripada di dalam negeri (bisa sampai 16 hari untuk full trek). Mulai dari hari-hari bersalju yang tak pernah dijumpai di negeri sendiri, keramahan orang Nepal yang mengingatkan pada negeri sendiri; salah satunya, seringnya saya dibantu oleh para guide atau porter lokal padahal saya tidak memakai jasa mereka karena saya solo trekker dan mereka melakukannya dengan senang hati tanpa memungut imbalan fee . Sering disangkanya kita sebagai orang Nepali bukan hanya oleh warga Non-Nepal namun termasuk juga oleh orang Nepali sendiri, belajar bahasa baru, bertemu pendaki seluruh dunia bahkan pendaki dari Israel yang akan banyak kalian temui disini dan gak bakal jumpa di Indonesia kan hehe... , rata-rata baru aja selesai wamil tuh mereka, silakan aja tuh ajak diskusi atau smoke some together.
Salah satu bentang alam yang ada di rute ini, masih banyak bentang alam yang berbeda di rute ini, seperti miniatur dunia



2. Surga pendaki Seluruh Dunia
Tau gak di Nepal bahkan saya sering lihat stiker atau sablon di baju yang bertuliskan. Heaven is myth, but Nepal is real. Bukan bermaksud menyinggung kepercayaan kita tentang filosofi hidup seseorang, namun tulisan tersebut membuat saya senyum-senyum sendiri dan saya mengakui Nepal adalah surga dunia buat pendaki. Bayangkan saja, 8 dari 10 gunung tertinggi ada di Nepal. Saya emang gak nyoba ke puncak gunung-gunung tertinggi tersebut tapi trekking di Annapurna Circuit sudah lumayan memuaskan hasrat saya buat "mencicipi" sepotong kepingan dari surga tersebut. Annapurna Circuit ini sering dinobatkan dalam list top 20 sebagai rute trekking terbaik dunia karena spektrum bentang alamnya yang lebar mulai dari tropis, subtropis, sampai ke arktik.

Jurang jurang tertinggi di dunia

3. Berada di ketinggian lebih tinggi dari 2 gunung tertinggi di dunia
Meskipun altitude bukanlah tujuan utama tapi hal ini cukup membuat saya untuk mengubah itinerary trekking saya. Saya awalnya memilih Annapurna Base Camp trek (ABC) dengan altitude 4130 mdpl dan rata-rata bisa diselesaikan dalam 4 hari sehingga memungkinkan buat saya karena hanya memiliki 20 hari di Nepal baik untuk trekking, persiapan pra maupun istirahat pasca pendakian serta menjelajah kota-kota bersejarah di Nepal. Kemudian, saya melihat di buku bahwa altitude tertingginya Annapurna Circuit adalah  5416 mdpl, dan itu sudah lebih tinggi dari 2 gunung tertinggi dunia versi Messner, Carstenz di Papua dan Vinson Massif di Antartica, langsung saja otak saya seolah terpicu untuk mencoba rute dengan altitude lebih tinggi ini karena jika hanya 4130 mdpl berarti itu hanya beberapa meter lebih tinggi dari Puncak Gunung Kinabalu 4095 mdpl yang beberapa bulan lalu saya daki. Sampai saya mencoba mencari tahu dari buku, internet, traveler yang saya jumpai, warga lokal, berbagai cara teraman (namun juga tetap termurah hehe..) sehingga dapat menyelesaikan rute ini dalam waktu kurang dari 12 hari.


4. Mencatatkan nama orang Indonesia yang masih sangat sedikit di rute ini
Pernah saya baca di blog pendaki Indonesia ini , yang mengatakan bahwa orang Indonesia sampai dengan tahun 2015 tercatat baru ada 16 orang. Jika kalian mencoba sekarang setelah baca tulisan saya ini bisa jadi kalian adalah orang ke 200 hehe... mengingat saya gak ketemu orang Indonesia selain 2 orang dari Jakarta dengan guide-nya orang Nepal Sherpa di hari ke-8, selain itu gak ada tuh trekker lain.
tebak yang mana Sherpa asli? 
Hehe... Wajah saya sudah menghitam karena menggigil kedinginan, guide Sherpa yang banyak membantu saya masih santai aja


5. Mengenalkan nama Indonesia ke kancah internasional 
Tau gak? Selama saya di Nepal, banyak loh orang yang gak tau negara Indonesia. Tanpa berusaha berprasangka terhadap latar belakang pendidikan mereka, saya hanya senyum saja sering mendengar jawaban mereka. Kadang jawaban mereka negaramu itu mananya India? Apakah Indonesia bagian dari Malaysia? Indonesia itu yang punya film keren yang judulnya Ong Bak itu kan? Indonesia itu yang benderanya Merah Putih biru itu kan? Jadi, meskipun secara fakta Indonesia berpenduduk terbesar ke-4 setelah Cina, India, AS, tapi gak membuat nama negara kita seterkenal 3 negara tersebut. Itulah peran yang harus kita lakukan untuk menginternasionalkan Indonesia sesuai kehendak pendiri bangsa.

Indonesia, Nepal, Argentina, Luxembourg, USA, India, China Squad.. rombongan hari-hari terakhir saya sampai kota terakhir


6. Relatif murah, apalagi alasan berani ke luar negeri kalo bukan ini
Hanya menghabiskan 3 lembar uang (3 x 100 USD) untuk semua biaya 20 hari di Nepal, 10 hari trekking, 10 hari menjelajah kota-kota bersejarah di Nepal. Namun di luar tiket masuk ke Nepal dan keluar. Biaya di luar ini tidak saya cantumkan karena bisa berbeda-beda mengingat harga tiket promo yang kadang bisa sangat murah serta perjalanan saya masuk ke Nepal kemarin yang via darat dari India. Hal yang membuat murah adalah seringnya saya mendapat penginapan gratis di rute ini dikarenakan bernegosiasi dengan pemilik penginapan untuk  sarapan dan makan malam di tempat mereka serta beberapa trik lain. 
Warung plus penginapan lokal



7. Makin bersyukur terhadap negara sendiri
Setelah di Nepal 20 hari, saya makin bersyukur tinggal di Indonesia, yang meskipun dari dulu masih negara berkembang, tapi infrastruktur kita jauh lebih bagus, tanah dan iklim kita yang jauh lebih mendukung membuat kita gampang buat menanam tanaman pangan, beda seperti di Nepal yang harus mengimpor dari India sehingga variasi sayur di warung makan disini gak seperti warung di negeri kita.
tertunda 4 jam di perjalanan, jalanan terkadang longsor ... harus cadangkan waktu transportasi ya kalo di Nepal .. jangan mepet-mepet waktunya

2 komentar: