We travel, We learn, We sketch: 30 Menit di Kampung Manusia Purba

Kamis, 18 September 2014

30 Menit di Kampung Manusia Purba

KOTA SOLO...Kulihat jam digital di ponsel, masih ada 2 jam lagi untuk bertemu teman semasa sekolah sesuai dengan waktu yang kami sepakati sebelum aku meninggalkan Pulau Jawa. Lampu merah yang ada di depan mengisyaratkan untuk menghentikan tungganganku sejenak, dan kulihat ada marka penunjuk arah ke sebelah utara yang menunjukkan arah Museum Sangiran. Tiba-tiba langsung saja tercetus ide untuk menyambanginya. Selama aku masih tinggal di Jawa, sebenarnya aku sering melihat marka tersebut dan mendengar tentang namanya, hanya saja belum pernah aku mengunjunginya, tidak menjadi prioritas dalam impian destinasi, tempat yang dekat dengan rumah pasti bisa kesana kapan saja pikirku. Sebagian besar orang sering berfikir demikian juga, Namun justru hal tersebut yang menyebabkan banyak orang sering tidak mengenal lingkungan terdekat mereka.

20 menit dari kota Solo ke utara sampailah aku di kampung manusia purba yang ditemukan oleh paleontolog di jaman kolonial dulu. Di masa tersebut, paleontolog Eropa berlomba-lomba untuk menemukan awal mula nenek moyang manusia, mereka pergi ke seluruh penjuru dunia, saling mengemukakan teori dan hipotesis mereka tentang fosil maupun peninggalan yang mereka temukan, baik itu morfologi, cara hidup, perkembangan, sampai kepunahannya. Tahun 30-an  tersiarlah kabar ke seluruh dunia, Ditemukan Manusia Purba dari Jawa!! Pithecantropus Erectus.  

Sangiran merupakan situs yang terlengkap di Asia karena bisa ditemukan beberapa fosil manusia purba berbeda dari masing-masing jaman yang berbeda pula.  Karena kontribusi terhadap dunia arkeologi, antropologi, geologi dan ilmu pengetahuan yang begitu besar, UNESCO menetapkan Sangiran sebagai Warisan Kebudayaan Dunia kemudian dibangunlah Museum Manusia Purbakala.Terdapat 2 ruangan yang memamerkan koleksi berupa fosil manusia purba, hewan purba, batuan, artefak, serta diorama yang menggambarkan bagaimana kondisi awal bumi, sampai cara hidup manusia purba. Melihat fosil-fosil ini seperti mengingatkan impian masa kecilku yang bercita-cita ingin menjadi “penemu dinosaurus”, fosil, dan semacamnya...Sebenarnya ingin aku berlama-lama di tempat ini, namun aku sedikit terlambat sampai kesini...pintu ruang pameran sudah akan ditutup...jadi terpaksa kuambil semacam “quick tour”, cukup 30 menit yang penting bisa melihat koleksi semuanya. Kuharap lain kali bisa mengunjungi museum ini lagi dan berlama-lama menjelajahinya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar